TOMOHON – Ratusan orang kembar dari berbagai usia berkumpul dalam acara syukuran yang digagas oleh keluarga Lumentut-Sangi dan Mait-Kelung di Terung Kabasaran, Kolongan, Kota Tomohon.

Mulai dari anak-anak, orang dewasa, hingga lansia tampak hadir dan meramaikan acara yang berlangsung dari pukul 14.00 hingga 18.00 WITA ini.

Acara syukuran ini membawa suasana penuh kegembiraan dan kebersamaan yang menyatukan masyarakat Tomohon tanpa batasan usia atau latar belakang.

Papa Ani Wenny Lumentut dan Penatua Michael Mait (WLMM), sebagai penyelenggara, menegaskan bahwa acara ini murni merupakan bentuk syukur dan kepedulian tanpa nuansa politik.

“Ini bukan acara politik, melainkan acara syukur.

Kami mengundang semua orang-orang kembar tanpa melihat warna-warni politik,” ujar Wenny Lumentut tegas.

Acara ini diadakan dalam rangka merayakan momen bersejarah pada 2 November 2024, sekaligus sebagai bentuk pelayanan kasih kepada seluruh keluarga kembar di Kota Tomohon.

Keluarga yang datang merasakan suasana syukur yang hangat, sementara wajah-wajah gembira menghiasi setiap sudut tempat acara.

Khaylila Novalya dan Nayzella Novaryu, pasangan kembar dari Kelurahan Paslaten 1 Lingkungan 2, mengungkapkan kebahagiaannya bisa berpartisipasi dalam acara syukur ini.

Mereka mengapresiasi inisiatif WLMM yang telah mempersatukan para kembar di Kota Tomohon, menciptakan momen kebahagiaan dan kebersamaan.

Selain mereka, beberapa pasangan kembar lainnya juga hadir, seperti Sans Octavia dan Sanjois Kandow yang lahir pada 20 Oktober 1985, serta Chrissando dan Chrissandi Menang, lahir pada 15 Juni 2003.

Bahkan, pasangan kembar senior seperti Ventje dan Vesky Tilaar kelahiran 19 Maret 1967 turut hadir dan menikmati momen istimewa ini.

Semua peserta mengaku senang bisa bertemu dengan sesama kembar dalam suasana kekeluargaan yang hangat.

“Torang senang boleh bakudapa dengan teman-teman kembar yang lain. Ini mungkin rekor di Kota Tomohon, sebab baru pertama kali di gelar di Kota Tomohon bahkan bisa jadi acara seperti ini yang pertama digelar di Sulawesi Utara,” kata Sans Octavia Kandow.

Papa Ani dan Penatua Michael berharap bahwa acara syukuran ini dapat menjadi ajang untuk mempererat ikatan sosial di Kota Tomohon, membawa kegembiraan, dan menjadi pengalaman berharga bagi seluruh warga yang hadir.

Dengan suksesnya acara syukuran ini, WLMM membuktikan bahwa kebersamaan dan rasa syukur bisa mengatasi segala perbedaan, bahkan memberikan inspirasi bagi masyarakat Kota Tomohon.

Bagi seluruh peserta yang hadir, momen ini tentunya akan menjadi kenangan indah yang mencerminkan kedekatan dan kehangatan warga Tomohon.

[**/ARP]