JAKARTA|ProNews.id – Setelah menunaikan Ibadah Haji di Tanah Suci Makkah, para Jamaah Haji (JH) asal Provinsi Sulawesi Utara akan kembali ke tanah air dan tiba di Manado pada akhir Juli 2023.

Sesuai jadwal pemulangan 756 JH gelombang kedua Sulut 1444 H yang disadur dari website Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Prov. Sulut, terbagi dalam 4 flight (penerbangan) masing-masing 189 orang (dikurangi 6 yang meninggal dunia), yakni; GT No. 1 : JT-3756 Kloter 16 tiba di Manado 30 Juli 2023 Pukul 06.00 Wita, 2 : JT-3765 Kloter 17 (31 Juli 2023 – 05.45), 3 : JT-3756 Kloter 17 (31 Juli 2023 – 06.00), dan 4 : JT-3756 Kloter 18 (1Agustus 2023 – 06.00).

Sementara, Siaran Pers Kemenag menyebutkan, fase pemulangan JH Indonesia gelombang kedua sudah berlangsung sejak 19 Juli 2023. Secara bertahap diberangkatkan ke Tanah Air melalui Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah. Setibanya di bandara, jemaah akan menerima kembali paspornya sebagai kelengkapan proses kepulangan.

Kepala Daerah Kerja (Daker) Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saud Haryanto mengingatkan, agar jemaah haji dapat menyimpan paspor tersebut dengan baik agar tidak hilang. Sebab, menurut dia, paspor tersebut menjadi dokumen kepulangan yang sangat penting.

“Hingga hari kelima masa kepulangan dari Bandara Madinah, terjadi tiga peristiwa kehilangan paspor dari 3 kloter yang berbeda. Saya harap jemaah haji bisa menjaga dokumen paspornya dengan baik,” pesannya, Senin (24/07) kemarin di Madinah.

Lanjut Haryanto, paspor dibagikan kepada jemaah haji setibanya di Bandara Madinah, untuk dibutuhkan dalam pemeriksaan imigrasi sebelum jemaah masuk ke ruang tunggu pesawat. Namun, tambah dia, ada saja jemaah haji yang lupa meletakkannya.

“Ketika sampai di bandara, paspor dibagikan kepada jemaah haji, kadang ada menitipkan ke orang dekatnya ada yang lupa, jatuh ketika di paviliun, atau pas ke kamar mandi. Jemaah haji ada saja yang ketika sampai di paviliun masih sibuk bongkar barang bawaan. Ini salah satu bisa terjadi hilangnya paspor,” paparnya.

Haryanto menyebutkan, dari tiga kasus kehilangan paspor, pihaknya segera berkomunikasi dan koordinasi dengan bagian Imigrasi Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah untuk segera menerbitkan Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP).

Agar kejadian serupa tidak terulang, ia berpesan, menjelang kepulangan, setiap jemaah haji hendaknya memeriksa kembali barang bawaannya, jangan sampai ada yang tertinggal, terutama paspor.

“Tiga jemaah haji yang kehilangan paspor dan telah diganti dengan penerbitan SPLP. Mereka berasal dari kloter 1 Embarkasi Aceh (BTJ 01), kloter 1 Embarkasi Banjarmasin (BDJ 01), dan kloter 32 Embarkasi Surabaya (SUB 32). Alhamdulillah SPLP bisa segera terbit sehingga mereka bisa ikut terbang bersama kloternya,” tutur Haryanto.

Sampai hari ini, tercatat sudah ada 140.080 jemaah haji Indonesia yang pulang ke Tanah Air, tergabung dalam 370 kloter. Ia mengapresiasi kepatuhan jemaah haji terkait aturan barang bawaan. Menurutnya, tahun ini tidak banyak ditemukan barang bawaan jemaah haji yang berlebih.

“Untuk pemulangan dari Madinah, barang bawaan jemaah haji relatif aman. Tidak seperti kloter-kloter awal di Bandara Jeddah, masih terdapat barang2 bawaan yang di sweeping oleh pihak maskapai penerbangan,” ungkap Haryanto.

Disebutkan, untuk jemaah haji meninggal, hingga hari ini, Minggu (23/07) berjumlah 720 orang. “Kita doakan, semuanya husnul khatimah. Amin,” pungkasnya.
[*/Rev]