TOMOHON — Kapolda Sulawesi Utara (Sulut), Irjen Pol. Roycke Harry Langie, S.I.K., M.H., menegaskan bahwa isi percakapan yang viral di grup WhatsApp (WA) relawan CSSR adalah tidak benar.

Pernyataan ini disampaikan untuk mengklarifikasi informasi yang beredar dan berpotensi merusak reputasi Polda Sulut.

Kepada Pronews Nusantara pada Senin (4/11/2024), Kapolda menegaskan, “Saya tegaskan, chat tersebut tidak benar.

Tidak ada hal seperti itu.” Pernyataan ini muncul di tengah isu yang dapat mengganggu kepercayaan publik terhadap kepolisian, terutama dalam konteks upaya Polda Sulut memberantas korupsi.

Chat yang beredar tersebut mengaitkan institusi Polda dengan tindakan yang tidak berdasar dan menjadi viral di sejumlah grup facebook.

Dalam percakapan itu, terdapat ungkapan yang merendahkan institusi kepolisian, di antaranya yang menyebut bahwa calon tertentu telah “mengamankan” dukungan dari Polda, serta pernyataan kontroversial seperti “Polda juga butuh makan” dan “Patungan bungkam Polda.”

Kekhawatiran muncul dari tokoh masyarakat Tomohon, Sonny Lapian dan Josis Ngantung, yang mendesak pihak kepolisian untuk segera menyelidiki sumber percakapan tersebut.

Mereka berpendapat bahwa informasi yang menyebar tidak hanya mencemarkan nama baik Polda Sulut, tetapi juga dapat menimbulkan keresahan di masyarakat menjelang Pilkada yang akan datang.

“Kami meminta kepolisian mengusut tuntas sumber dari chat yang mencatut institusi Polda Sulut dan membawa pelaku penyebar berita bohong ini ke jalur hukum.

Ini bukan hanya masalah keamanan, tetapi juga menyangkut kehormatan institusi kepolisian yang selama ini berupaya keras menjaga ketertiban di Sulawesi Utara,” ujar Sonny Lapian.

Menanggapi hal ini, Kapolda Sulut berharap agar masyarakat tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang tidak jelas kebenarannya dan tetap menjaga kepercayaan terhadap kinerja institusi kepolisian yang telah bekerja keras dalam menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah Sulut,” ujarnya.

[**/ARP]