JAKARTA– Paus Fransiskus, Kepala Gereja Katolik sedunia, dijadwalkan mengunjungi Gereja Katedral di Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, pada Rabu (4/9/2024). Kunjungan ini menjadi momen bersejarah bagi umat Katolik di Indonesia dan masyarakat luas.

Menurut informasi dari Humas Gereja Katedral, acara ini akan dihadiri oleh 1.200 undangan yang terdiri dari uskup, imam, suster, religius, seminaris, katekis, dan animator.

Di antara tamu undangan, 100 anak-anak turut menyambut kedatangan Paus dengan antusias.

Beberapa di antara mereka mempersembahkan permainan angklung, dan mereka mendapat kehormatan untuk disalami satu per satu oleh Paus Fransiskus yang menggunakan kursi roda saat memasuki Katedral.

Prosesi Paus Fransiskus memasuki gereja menuju kursi di depan altar berlangsung khidmat, diiringi oleh koor yang menyanyikan lagu “ARBAB”.

Kehadiran Paus di Indonesia ini bukan hanya menjadi momen religius, tetapi juga simbol penting dalam mempererat hubungan diplomatik dan lintas agama.

Selain di Gereja Katedral, Paus Fransiskus juga dijadwalkan mengunjungi Gedung Grha Pemuda, yang terletak tak jauh dari Gereja Katedral.

Antusiasme umat terlihat sejak siang hari, dengan banyak yang datang lebih awal untuk mengikuti acara yang dimulai pukul 16.00 WIB.

Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian perjalanan Paus Fransiskus di Indonesia.

Beliau tiba di Bandara Soekarno Hatta pada Selasa (3/9/2024), dan disambut langsung oleh Menteri Agama RI Yahya Cholil Qoumas, serta sejumlah pejabat negara dan tokoh gereja, termasuk Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Mgr Antonius Subianto Bunjamin, Kardinal Mgr Ignatius Suharyo, Duta Besar Vatikan untuk RI Trias Kuncahyono, dan Ketua Panitia Penyambutan Paus, Ignasius Jonan.

Sebelum acara di Katedral, pada Rabu pagi pukul 09.25 WIB, Paus Fransiskus, didampingi Pastor Markus Solo Kewuta SVD dan Kardinal, bertemu dengan Presiden RI Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin di Istana Negara.

Pertemuan ini menegaskan peran penting Paus dalam memperkuat hubungan diplomatik antara Vatikan dan Indonesia, serta sebagai simbol persatuan dan perdamaian antaragama di Indonesia.

[**/ML]