JAKARTA- Kasus bullying di lingkungan sekolah yang semakin sering terjadi menimbulkan keprihatinan mendalam bagi dunia pendidikan Indonesia.

Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dede Yusuf, menyarankan penguatan program ekstrakurikuler (ekskul) sebagai solusi untuk memperbaiki pendidikan karakter siswa.

Dalam pernyataannya, Jumat (13/9/2024), Dede Yusuf menyoroti peran ekskul dalam pembentukan karakter siswa.

“Banyaknya kasus perundungan menunjukkan adanya kekosongan dalam kegiatan positif di sekolah.

Anak-anak butuh kegiatan yang menyalurkan energi mereka secara produktif, dan ekskul bisa menjadi jawabannya,” tegasnya.

Kasus perundungan yang baru-baru ini menjadi sorotan terjadi di SMK Negeri 1 Gorontalo, di mana seorang siswa dipalak dan dipaksa meminum minuman keras oleh teman-temannya. Peristiwa serupa juga terjadi di SMP 3 Sungguminasa, Gowa, dan kasus tragis di Palembang yang melibatkan pemerkosaan dan pembunuhan siswi oleh teman-temannya.

Dede Yusuf menekankan pentingnya pendidikan karakter melalui kegiatan ekskul, yang pada masa sebelumnya menjadi program wajib di sekolah.

“Ekskul bukan sekadar kegiatan akademik, tapi tempat untuk membangun karakter siswa. Sayangnya, sekarang ekskul hanya bersifat pilihan dan kurang diperhatikan,” jelasnya.

Ia mendesak Pemerintah untuk memberikan dukungan dana bagi sekolah, khususnya sekolah negeri, agar program ekskul dapat berjalan efektif.

Tanpa dukungan ini, ekskul hanya akan menjadi formalitas, dan siswa akan mencari pelarian ke kegiatan yang negatif.

Dede Yusuf berharap dengan penguatan ekskul, kasus perundungan dapat ditekan dan karakter siswa terbentuk lebih baik sejak dini.

[**/ARP]