Oleh : Arzan Malik Narendra )*

ProNews.id- Apresiasi sangat tinggi patut diberikan terhadap keberanian yang dimiliki oleh Presiden Jokowi dan juga kepada komitmen kuat beliau serta ketepatan akan penggunaan program dan strategi mengenai upaya hilirisasi yang dilakukan oleh Indonesia sehingga tetap mempertahankan pertumbuhan ekonomi nasional meski di tengah kondisi ekonomi tidak stabil.

Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo (Jokowi) telah memimpin rapat terbatas (ratas) bersama dengan sejumlah menteri dan kepala lembaga terkait lainnya dalam rangka untuk membahas upaya peningkatan dan hilirisasi produk pangan.

Terkait dengan apa saja yang dibicarakan dalam ratas tersebut, Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo menyampaikan bahwa Kepala Negara dalam rapat terbatas yang diselanggarakan pada hari Senin tanggal 10 Juli 2023 lalu itu membicarakan mengenai El Nino, yakni adanya fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) diatas kondisi normalnya, yang mana hal tersebut terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.

Bukan hanya sekedar membahas soal El Nino saja, namun Presiden Jokowi juga sedang mempersiapkan adanya upaya akan peningkatan produksi, khususnya produksi pada sektor pertanian pangan ditanah Air, yang mana selanjutnya dengan adanya peningkatan produksi itu akan dilakukan untuk hilirisasi.

Dalam upaya untuk melakukan hilirisasi tersebut, bahkan Kepala Negara memang benar-benar menunjukkan komitmen kuatnya dengan kerja nyata, yakni langsung menugaskan Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) agar mengatur penyerapan produksi beras, jagung dan kedelai.

Kemudian, terdapat produk lain yang diproduksi oleh Tanah Air dan akan dilakukan hilirisasi pula sebagaimana telah tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 66 Tahun 2021, yakni produk tersebut akan dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dibidang pangan, yakni ID Food.

Tidak ketinggalan pula dalam pembahasan pada rapat terbatas yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo itu, turut dibahas pula mengenai bagaimana skema pendanaan murah yang disiapkan oleh pihak Kementerian Keuangan Republik Indonesia (Kemenkeu RI) karena memang telah ada penjaminan dari Menkeu dan akan diberikan kepada Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). Selanjutnya jaminan itu diberikan kepada BUMN dibidang pangan, yang pertama adalah kepada Bulog, kemudian kedua adalah kepada ID Food.

Tidak tanggung-tanggung, keseriusan yang dilakukan oleh Pemerintah RI di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi terlihat pula dari bagaimana pinjaman yang dipersiapkan oleh pihak Kemenkeu, yakni dengan besaran 3 (tiga) triliun Rupiah.

Pemerintah sendiri juga akan terus berwaspada atas kemungkinan adanya kenaikan inflasi dan berupaya agar tetap menjaga angka inflasi hanya berada di kisaran 3,5% (persen) saja dan jangan sampai mengalami kenaikan.

Sejauh ini, beberapa catatan menunjukkan bagaimana keberhasilan Presiden Jokowi dalam mencegah agar angka inflasi tidak terus mengalami kenaikan. Pada bulan lalu angka inflasi tercatat tetap sangat stabil, yakni pada posisi 3,5 persen dan bahkan terus berupaya untuk diturunkan serta jangan sampai naik, sehingga adanya inflasi itu bagaimanapun tetap berada dibawah angka pertumbuhan ekonomi Tanah Air, khususnya pada bidang pangan.

Kemudian, dengan adanya gebrakan yang dilakukan oleh Pemerintah RI mengenai upaya hilirisasi tersebut, bahkan berhasil mendatangkan dukungan dari 2 (dua) negara tetangga yakni Australia dan Papua Nugini.

Terkait bagaimana dukungan tersebut, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves), Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan bahwa Australia sangat mendukung Indonesia dan juga melihat bahwa adanya program hilirilasi yang dicanangkan oleh Presiden Jokowi tersebut sangat mampu untuk mengatasi down streaming didalam negeri, yang mana strategi tersebut merupakan cara yang sangat tepat bahkan Tanah Air tetap maju.

Justru itu, Australia merasa tampak keheranan dengan bagaimana bisa cara Kepala Negara ditengah adanya down streaming di Indonesia namun justru Tanah Air masih tetap maju seperti sekarang ini. Tentunya itu juga sama sekali tidak bisa dilepaskan dari peranan penting dan seperti apa leadership yang dimiliki oleh Presiden Jokowi dalam melakukan hilirisasi dan digitalisasi.

Tatkala ada program dan strategi dengan pendekatan sangat tepat tersebut, maka Perdana Menteri (PM) Australia, Anthony Albanese memberikan apresiasi sangat besar karena menilai bahwa Tanah Air telah berhasil memiliki skema kerja yang baik, yakni seluruh pekerjaan bisa secara holistik terintegrasi.

Di samping itu, bukan hanya Australia saja yang memuji bagaimana upaya hilirisasi dari Indonesia, namun juga terdapat Papua Nugini. Mereka mengaku kagum dengan program hilirisasi saat ini yang diterapkan di Tanah Air.

Tentunya dalam sebuah program, strategi ataupun kebijakan tertentu yang hendak dijalankan oleh sebuah negara, maka memang sudah menjadi sebuah keniscayaan bahwa seluruhnya itu terdapat peran dan andil dari sosok Kepala Negaranya. Dalam hal ini, keberanian yang telah dilakukan oleh Presiden Jokowi dalam program hilirasi telah mampu mendapatkan banyak apresiasi dari beberapa negara tetangga.

)* Penulis adalah kontributor Lembaga Siber Nusa