TOMOHON- Masyarakat Kota Tomohon baru-baru ini dikejutkan dengan informasi yang terpampang di baliho ucapan duka dari Walikota Tomohon, Caroll Senduk.

Pada baliho tersebut, tercantum jumlah santunan duka sebesar Rp42 juta, yang seharusnya hanya Rp5 juta.

Hal ini menimbulkan kebingungan dan polemik di kalangan warga.

Santunan duka sebesar Rp5 juta rupiah ini sebenarnya merupakan program sosial yang sudah lama berjalan dan telah menjadi bagian dari kebijakan Pemerintah Kota Tomohon.

Program tersebut juga dikenal sebagai salah satu pencapaian pasangan Caroll Senduk-Wenny Lumentut (CSWL) saat Pilkada 2020.

Namun, angka yang tiba-tiba melonjak menjadi Rp42 juta, seperti yang tertera di baliho tersebut, memicu pertanyaan dari masyarakat.

Ternyata, santunan yang tercantum dalam baliho itu bukanlah sepenuhnya dari Pemkot Tomohon, melainkan termasuk dana santunan dari BPJS Ketenagakerjaan.

Santunan dari BPJS ini memang sering kali digabungkan dengan santunan lain dalam laporan total bantuan yang diberikan kepada keluarga yang berduka.

Namun, mencantumkan angka Rp42 juta tanpa penjelasan yang jelas di baliho telah menimbulkan kesalahpahaman di kalangan masyarakat.

Tidak hanya terjadi di satu tempat, baliho serupa juga ditemukan di beberapa lokasi lain di Kota Tomohon. Di salah satu rumah duka, keluarga yang berduka bahkan merasa perlu menutupi jumlah santunan dengan lakban untuk menghindari kesalahpahaman lebih lanjut.

Sejumlah warga yang mendukung CSWL menyatakan bahwa program santunan duka Rp5 juta adalah hasil dari perjuangan bersama pasangan ini.

Wenny Lumentut, yang saat itu menjabat sebagai Wakil Walikota Tomohon, disebut-sebut sebagai salah satu tokoh yang memperjuangkan program ini agar dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh masyarakat Tomohon.

Munculnya kebingungan terkait santunan duka ini tidak hanya meresahkan masyarakat, tetapi juga menimbulkan polemik politik di tengah suasana yang seharusnya khidmat.

Masyarakat berharap agar ke depannya informasi yang disampaikan dalam baliho semacam ini dapat disajikan dengan lebih jelas dan akurat, sehingga tidak menimbulkan salah paham atau kesan yang menyesatkan.

[**/ARP]