PALEMBANG|ProNews.id- Tim bridge Sulut 1 gagal merebut juara Indonesia Open 2023, setelah menyelesaikan 7 babak di putaran akhir 8 besar, Kamis (03/08) tadi di Palembang.

Sulut 1 yang diperkuat Ch Nurhamidin, Bill Mondigir, Tommy Rogi, Denny Palar, Cliff Tangkuman, dan Mario Mambu harus mengakui keunggulan Djarum Super pada partai penentuan.

Menurut catatan pengamat sekaligus pemain bridge, Bert Toar Polii, pada partai terakhir melawan Sulut 1, Djarum Super dengan materi pemain; Stefanus Supeno, Leslie Gontha, Jemmy Bojoh, Paulus Sugandi, Anhar Haitani, dan Santje Panelewen, hanya membutuhkan tambahan sedikit poin aman.

Sebab, mereka telah memimpin klasemen sementara hingga sesi ke-6. Sebagai pimpinan klasemen, Djarum Super berada diatas angin, karena walaupun kalah asalkan dengan selisih tipis, tetap sudah juara,

Sampai session keenam dari rencana tujuh session babak final, Sulut 1 berada diperingkat kedua dengan skor 87,42, sementara Djarum Super 92,48 VP. Padahal, Sulut 1 sempat memimpin klasemen hingga sesi ke-4. Tapi, tersusul di sesi berikutnya.
Dengan demikian, pada partai penentuan, Sulut harus mengalahkan Djarum Super dengan 10 imp atau 12.80 — 7.20 VP.

Pertarungan babak final berlangsung ketat,  sampai board 12, Sulut 1 unggul 30-16 imp atau sudah cukup untuk juara. Tapi, kemudian secara perlahan Djarum Super menggerogoti 6 imp sampai papan 15 jadi Sulut tinggal unggul 8 tidak cukup untuk juara.

Papan penentuan ada di papan terakhir, no 16.

Nurhamiddin menjadi declarer kontrak 4S dan ia menerima lead heart.
Menang HA, ia ruff heart kemudian main DAK, sayangnya ia memilih buang heart, sehingga ada problem di club. Seandainya, ia memilih discard club, maka problemnya selesai, karena kontrak 4S bikin hanya kalah 3 trik di trump.

Di meja lainnya, Djarum Super bermain kontrak 4Dx dan hanya mati 3 atau 500. Jika 4S bikin, maka Sulut akan dapat 3 imp, cukup untuk keluar sebagai juara. Itulah seninya dalam permainan bridge.

Ditempat ketiga dan keempat, tampil para pemain dari Ganesha Bridge Club yang bermain atas nama Ganesha Metaforsa dan Ganesha Mixed.

Ganesha Metaforsa diperkuat Presiden Ganesha Bridge Club Tonny Sastramihardja, Taufik G Asbi, Lusje O Bojoh, Fera Damayanti, Riantini dan Rahma Shaumi.

Sementara, Ganesha Mixed diperkuat pasangan suami isteri Gandhi Kurnia dan Setiatin, Dewita Sonya Tarabunga, Mukhiban Darmabakti dan Adjat Abdurojak.

Tempat kelima, Banten dengan para pemain Bakti Utama, David Badawi. Jones Karwur, Maichael Raranta, Hendrik Viktor Manoppo dan Yohanes Kariana,

Keenam, ada Djarum Black dengan para pemain Santoso Sie, Sugeng Triworo, Kristina Wahyu Murniati, Dana Oktavian, Agus Kustrijanto dan Anthony Soebroto.

Tempat ketujuh, Sulut 2 yang diperkuat Harke Tulenan, Freddy Eddy Manoppo, Sawon Mandey, Eugene Maury, Robi Lempoy dan Richard Montong.

Juru kunci adalah para pemain muda dari Azzahra, Hendrik Febriyanto, Stefanus Endras W, Vinchenzo Scyvo A.M dan Yosep Warman.

Saat berlangsung final juga diadakan pertandingan pasangan dengan penilaian Match Point atau di Indonesia akrab disebut penilaian Top Bottom.

Diikuti 42 pasangan dibagi 3 pool dengan memainkan 13 session @ 3 board,

Setelah memainkan 39 papan keluar sebagai juara adalah pasangan Novry Kaligis/Youbert Sumarauw.

Disini Novry Kaligis pemain asal Manado yang sekarang bermain untuk Sulawesi Tengah, menunjukan kepiawiannya karena sebelumnya pada pertandingan Gubernur Cup Swiss Pairs ia juga keluar sebagai juara dengan pasangan yang berbeda,

Ditempat kedua tampil pasangan Bert Toar Polii/Sartje Pontoh dari Aceh yang memperkuat klubnya Djarum Bridge Club.

Tempat ketiga direbut pasangan tuan rumah Piskanto/Dodih dan keempat direbut pasangan Mulyadi Jauhudin/Yusra dari Aceh.

Pemenang pasangan junior adalah M Khair Akmal — Trian Clara Oktaviana, Kedua adalah pasangan Randy Arifin & Keyla Al Zackylah  dan tempat ketiga Ralia Hamifah & Ika Syafitri serta keempat Nico Dwi Hidayah & Gifrah Rasyidah.

[*/Rev]